Friday, April 30, 2010

Randy, Petualang Onthel Sejati



MELIHAT  perawakan Randi, pria berkulit gelap, dengan rambut panjang terurai dan mulai memutih serta bagian gigi depannya terlihat ompong, tak akan susah untuk menebak usia pria ini.
Penampakan fisiknya memang menunjukkan usianya yang hampir menginjak setengah abad. Tetapi mana sangka, meski saat ini usianya 47 tahun, namun fisiknya boleh dikatakan masih kuat dibandingkan orang-orang seusianya.

Kopenhagen, dari Kota Berpolusi ke "Neutral Carbon City"




Warga Kopenhagen terbiasa menggunakan sepeda dan alat transportasi umum, sehingga pemandangan sepeda di dalam kereta adalah hal yang biasa.
KOPENHAGEN, KOMPAS.com — "Welcome to Climate Neutral Country". Rangkaian kata-kata ini menyambut para penumpang kereta api yang tiba di Central Station Kobenhavn, Kopenhagen, Denmark, sehari menjelang pelaksanaan Konferensi PBB mengenai perubahan iklim, pekan lalu.
Kesempatan menjadi tuan rumah event terbesar PBB tahun ini tak disia-siakan oleh Pemerintah Denmark. Visi menjadi "Neutral Carbon Country" terus didengungkan. Bahkan, Gubernur Kopenhagen Ritt Bjerregaard dengan optimistis menyebutkan, Kopenhagen akan menjadi ibu kota negara pertama dengan tingkat karbon netral pada 2025.
Ritt menambahkan, para peserta COP-15 akan melihat bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan mimpi itu. Denmark sendiri menargetkan menjadi negara netral karbon pada 2050. Lalu, apa upaya yang bisa dijumpai di kota ini?

Thursday, April 29, 2010

RI akan Turunkan Emisi 26 Persen pada 2020


Sepeda menjadi moda transportasi favorit di Kopenhagen, Denmark. Selain membuat p e n g ay u h ny a sehat, bersepeda juga sama sekali tidak menimbulkan polusi udara. Kopenhagen menyediakan lebih dari 300 kilometer jalur khusus sepeda, yang mulus, lebar, dan nyaman.

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Indonesia berkeinginan mewujudkan Bali Action Plan (BAP), yang merupakan hasil Konferensi Perubahan Iklim di Bali 2007, untuk disepakati di KTT Perubahan Iklim (COP) di Kopenhagen, Denmark.
     
Delegasi RI melalui siaran persnya, menegaskan mandat BAP menempatkan visi bersama sebagai arah aksi kerja sama jangka panjang dari para pihak peratifikasi konvensi Protokol Kyoto (COP) dalam upaya stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer.

Upaya stabilisasi GRK tersebut dilakuakn dengan memperhatikan mitigasi termasuk target jangka panjang penurunan emisi dunia secara global, adaptasi, pendanaan dan alih teknologi.

Delegasi RI menyatakan negara maju harus tetap memimpin upaya mitigasi sedangkan negara berkembang akan berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui upaya pembangunan ekonomi rendah karbon di masing-masing negara.  
     
Indonesia juga akan menegaskan bahwa kesepakatan mengenai Periode Komitmen Kedua Protokol Kyoto akan menjadi faktor penentu di Kopenhagen karena harus berjalan secara sinergi dengan proses di Aksi Kerja Sama Jangka Panjang.  

Adanya upaya negara maju menghapus Protokol Kyoto merupakan pengingkaran atas semangat dan kewajiban Konvensi dan Protokol Perubahan Iklim. Pada negosiasi terakhir berbagai negara melalui "Barcelona Climate Change Talks" bulan November 2009, dicapai kemajuan untuk adaptasi, kerja sama teknologi, pengurangan emisi dari deforestasi di negara berkembang serta mekanisme untuk  distribusi dana bagi negara berkembang.
     
Namun di Barcelona tidak ada kemajuan berarti untuk dua isu kunci, yaitu target pengurangan emisi jangka menengah bagi negara-negara maju, serta pendanaan yang memungkinkan negara-negara berkembang membatasi pertumbuhan emisi dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang tidak terelakkan.  

Ketua  Harian  Dewan Nasional Perubaan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar mengatakan, salah satu strategi Indonesia adalah bertindak proaktif dengan menurunkan emisi sebesar 26 persen pada tahun 2020.  

Target penurunan emisi karbon Indonesia tersebut, kata Rachmat,  diharapkan  akan  memicu  negara  maju  untuk berkomitmen dan mendorong negara berkembang  lain untuk secara sukarela menurunkan emisi. "Dengan  dilengkapi  strategi nasional untuk  menurukan  emisi tersebut,  Indonesia  akan  mempunyai  amunisi  yang  cukup  untuk  mendorong tercapainya konsensus internasional di Kopenhagen nanti," katanya.

 

1001 Parkir Sepeda di Kopenhagen


Tempat parkir yang menyediakan ruang khusus bagi roda depan sepeda. Selain untuk "mengamankan" sepeda, model parkir seperti ini juga membuat penempatan sepeda tampak rapi.

KOMPAS.com – Ibukota Denmark, Kopenhagen, dikenal sebagai salah satu kota yang sebagian besar warganya telah menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utamanya. Maka tak heran, pemerintah pun menyediakan segala fasilitas yang memudahkan bagi para pengguna sepeda. Salah satunya adalah ketersediaan kawasan parkir khusus yang aman dan nyaman.

Saat menelusuri beberapa sudut kota ini, dijumpai beberapa model parkir yang cukup menarik. Khususnya untuk menempatkan sepeda
secara aman agar tak "digondol" maling. Meskipun begitu, menurut cerita warga, sepeda lebih sering ditinggalkan pemiliknya dibandingkan yang dicuri.

Diantara sekian macam parkiran sepeda, beberapa model sempat diabadikan Kompas.com. Ada yang menyediakan ruang bagi ban depan, sehingga sepeda tak gampang terguling ke kanan atau kiri ketika berhimpitan dengan sepeda lain. Cara ini terkadang, digunakan untuk mengunci ban sepeda sehingga tak mudah pula dibawa lari orang tak bertanggungjawab. Dengan model memarkir seperti ini, pemandangan yang dilihat dari jejeran sepeda juga tampak rapi dan sedap dipandang mata.

Nah, ada juga model yang lain. Disediakan tempat khusus yang menutup sadel atau tempat dudukan sepeda agar aman dari tutupan es saat musim salju tiba. Nah, bagi yang tak ingin ribet dengan model memarkir seperti di atas, biasanya hanya meletakkan sepedanya begitu saja dan mengandalkan kunci manual.


Author: KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Wisata sepeda keliling Kota Tua

Menelusuri jejak keemasan Batavia masa lampau, kini bisa dilakukan dengan ojek sepeda di kawasan Kota Tua Jakarta.

Kegiatan ini bisa dilakukan dengan menyediakan waktu luang antara 1,5 sampai 2 jam diatas sadel sepeda, mengelilingi situs seluas kira-kira 2 kilometer persegi.

Pengendara yang juga pemilik sepeda, selanjutnya akan membawa penumpang berkeliling lima lokasi wisata sejarah, sambil memberikan berbagai penjelasan tentang sejarah lokasi-lokasi tersebut.

Jejak keemasan Batavia masa lampau tergambar jelas dari perjalanan ini.

Tarmuji, biasa dipanggil Pak Muji, adalah pendiri sekaligus salah satu pengemudi sepeda ojek wisata paling senior di Kota Tua Jakarta.

Layanan ojek sepeda keliling Kota Tua diberikan Muji dan kawan-kawan biasa mangkal di lapangan Fatahillah, sebuah arena terbuka seluas kira-kira lapangan bola, terletak persis di depan Museum Sejarah atau lebih dikenal dengan nama museum Fatahillah.

Lokasi ini menyatukan tiga lokasi wisata sejarah Kota Tua sekaligus, yakni Museum Fatahillah sendiri, Museum Wayang dan Museum Keramik. Masing-masing berhadapan sehingga bisa dikunjungi sekaligus.

Banyak bangunan bersejarah dibiarkan rusak nyaris ambruk

"Konsumen ojek sepeda wisata ini, kebanyakan turis lokal yang banyak datang ke Taman Fatahillah," kata Muji.

Target utamanya adalah rombongan anak sekolah, yang sebagian besar menyempatkan mampir ke Museum Fatahillah untuk melihat warisan budaya Jakarta masa lalu.

Dalam sepekan biasanya ratusan hingga sekitar ribuan wisatawan datang. Muji dan kawan-kawan menunggu, dengan berbagai jenis dan merek sepeda.

Kebanyakan pengunjung yang menyewa, memilih dibonceng saja. Biayanya Rp 25.000 untuk satu jam sewa.

"Kalau mau naik sendiri atau boncengan dengan teman boleh juga. Biaya sewanya Rp 20.000,'' tambah Muji.

Untuk satu putaran, penyewa akan dibawa berkeliling, dengan tujuan pertama menuju Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, Museum Bahari, jembatan Raden Inten dan lokasi Toko Merah, sebelum dibawa kembali ke Lapangan Fatahillah.

Dibiarkan rusak

Selain lalu lintas yang luar biasa padat, pemandangan menyolok dari kawasan Kota Tua adalah banyaknya gedung dan bangunan bersejarah yang kurang terawat.

Muji mengatakan, sebagian bangunan ini memang merupakan milik swasta. Beberapa dijadikan kantor perusahaan, seperti ruang pamer mobil dan agen jual-beli tiket perjalanan.

"Tapi banyak yang milik pemerintah juga. Yang ini contohnya, dulu milik Petamina, entah mengapa sampai sekarang tidak dipakai lagi," keluh Muji.

Karena usia yang sudah melampaui satu abad, tidak heran banyak gedung yang nyaris ambruk. Menurut Muji, bahkan banyak yang dari luar nampak masih tegak sebenarnya di dalam sudah keropos dan hancur.

Beberapa gedung seperti gedung milik PT Samudera Indonesia di Jalan Kali Besar juga rusak akibat genangan air dan banjir.

Tiang Gedung Museum Bahari bahkan sempat ambrol sebelumnya juga akibat banjir.

Untungnya, ini tidak terjadi pada Pelabuhan Sunda Kelapa.

Pelabuhan berumur lebih dari lima abad ini ternyata sampai kini masih ramai menjadi pusat kapal niaga berlabuh.

Saat kami berkunjung, Sunda Kelapa sesak oleh ratusan kapal yang rapi berderet di pinggir galangan. Sebagian besar datang dari penjuru nusantara, kata Muji, bukan kapal asing.

"Bedanya dengan dulu sebelum masa reformasi, sekarang kapal banyak bawa bahan mentah seperti bahan makanan atau semen."

Kapal sandar di Pelabuhan Sunda Kelapa sejak tahun 1573

"Kalau dulu banyak bawa kayu dari luar Jawa. Setelah reformasi dan ramai berita tentang illegal logging, kayu jarang dibawa ke Sunda Kelapa," tambah Muji.

Dari Sunda Kelapa rute selanjutnya adalah Menara Syahbandar. Tidak jauh hanya sepelemparan batu jaraknya.

Namun jalan yang menanjak dan lalu lintas yang ganas biasanya cukup membuat penumpang khawatir.

Maklum, ojek sepeda biasanya tidak dilengkapi dengan pengaman seperti helm.

Di menara, hanya dengan membayar sebesar Rp 2.000 rupiah, pengunjung bisa naik hingga lantai enam setinggi kira-kira 30 meter.

Penataan kacau

Dari atas, nampak pemandangan sekitar Kota Tua. Sekaligus jelas juga betapa kacaunya penataan ruang di kawasan ini.

Atap gedung berarsitektur kuno Belanda bercampur-baur dengan tumpukan atap seng serta asbes rumah penduduk yang muncul di mana-mana.

Sampah dan air Kali Besar yang hitam juga nampak jelas berbaur dengan lalu-lintas yang diselimuti asap agak pekat.

"Lingkungan sekitar Kota memang sudah buruk penataannya sejak lama, termasuk sistem saluran pembuangan limbah. Padahal dahulu, sejak Batavia didirikan pada 1527, saluran Kali Besar termasuk yang paling bersih di Asia," kata Muji tentang pentingnya penataan ulang kawasan ini.

Gedung Museum Bahari misalnya, terletak di Jalan Pasar Ikan No.1 , berseberangan dengan rumah penduduk beratap seng dan dibangun campur aduk tanpa penataan.

Sekitar tahun 1720-an, Museum Bahari merupakan gudang tembakau dan rempah-rempah milik VOC Belanda.

Museum Bahari sebelah kiri berhadapan dengan rumah warga

Agar kegiatan bongkar-muat mudah dilakukan, gedung ini didirikan persis di bibir pantai Pelabuhan Sunda Kelapa.

Bibir pantai itu sudah lama hilang, digantikan bangunan rumah penduduk yang semrawut, dihiasi tumpukan sampah disana-sini.

"Saya dengar mau ada netralisasi kawasan pelabuhan, katanya 5-6 tahun lagi rencananya Pemda DKI mau mengembalikan kawasan ini seperti masa dulu lagi," kata Muji setengah berharap.

Berikutnya sampai di Jembatan Kota Inten, sebuah jembatan kayu diatas Kali Besar, sekitar 5 abad lalu merupakan jembatan pertama yang mengaplikasikan teknologi jungkit.

Jembatan akan membuka dan menutup bila kapal besar melayari Kali Besar menuju pelabuhan Sunda Kelapa.

Kini kanal sekeliling jembatan kini didandani dengan lampu dan trotoar bersih, kabarnya karena ada rencana menggunakannya sebagai sarana wisata air.

Lagi-lagi, rencana itu belum terwujud.

Bangunan disewakan

Di jalan menuju jembatan Jalan Inten, sejumlah bangunan kuno nampak masih terawat kokoh dan indah.

Misalnya sebuah gedung berlantai dua berjendela kayu besar, salah satu sisinya dihiasi lambang VOC, Verenigde Indische Oost Compagnie, perusahaan dagang Kompeni Belanda.

Bangunan itu tadinya adalah galangan kapal yang kini disewakan untuk kantor perusahaan.

Sebelahnya disewakan untuk sebuah restoran Cina dan Sunda.

Meski nampak lebih terawat, Pak Muji mengkritik persewaan bangunan tua ini.  "Mestinya kan dipelihara negara, untuk museum atau lokasi gedung pemerintahan gitu," protes Muji.

Lima tujuan ojek sepeda Kota Tua
Pelabuhan Sunda Kelapa: masih berfungsi sejak 1573 ratusan kapal bersandar tiap hari
Menara Syahbandar: tinggi sekitar 30m memberi pemandangan menyeluruh kawasan Kota Tua
Museum Bahari: didirikan 1652 sebagai gudang rempah-rempah VOC, jaman Jepang jadi gudang senjata dan kini menyimpan benda sejarah bahari nusantara
Jembatan Raden Inten: jembatan dengan teknologi Jungkit pertama di Indonesia, dibangun untuk memudahkan kapal VOC melewati Kali Besar menuju Sunda Kelapa
Toko Merah: didirikan tahun 1730 oleh Gubernur Jendral Belanda terakhir ditutup polisi karena menjadi arena judi

Nasib yang hampir sama dialami Toko Merah.

Tidak ada barang apapun dijual disini, karena memang sudah lama tutup.

Menurut sejarahnya, bangunan asli toko ini adalah asrama untuk kadet angkatan laut Belanda didirikan oleh Gubernur Jendral Belanda GustaaF Willem Baron van Imhoff tahun 1730.

Bangunan megah berlantai dua berukuran besar dengan dinding bata, pintu dan jendela dari kayu jati hitam ini kemudian beralih pemilik pada seorang saudagar Cina.

Karena kepercayaannya akan warna merah yang dianggap membawa keberuntungan, sang pedagang mengubah cat bangunan itu menjadi seluruhnya merah, kecuali bingkai kayu pada jendela dan pintunya.

Nama bangunan pun berubah jadi Toko Merah, menjual rempah-rempah.

Terakhir bangunan ini berfungsi sebagai arena judi, kata Muji.

"Makanya disebut Kaliber 11 singkatan dari alamatnya Jalan Kali Besar No 11. Tiga tahun lalu tempat ini ditutup polisi, dipimpin sendiri oleh Jendral Sutanto."

Masih nampak kuat, jendela-jendela gedung Toko Merah nampak kusam oleh debu dan sisa hujan.

Karena kosong dan tidak dipakai, Toko Merah menambah lagi daftar panjang bangunan bersejarah yang terancam rusak di kawasan Kota Tua.

Penataan kawasan

Meski masih harus banyak dibenahi, penampilan Kota Tua sekarang ini jauh lebih baik.

Menurut Muji, berbagai upaya dilakukan untuk membuat Kota Tua jadi lebih nyaman.

Diantaranya penataan kawasan Museum Fatahillah, di mana lalu lintas yang tadinya melalaui kawasan ini dialihkan.

Juga sekitar Jembatan Raden Inten, yang tadinya dikenal sebagai kawasan remang-remang dan rawan kejahatan.

Kanal Kali Besar bahkan dilengkapi dengan halte perahu, yang tadinya direncanakan mantan Gubernur Sutiyoso sebagai fasilitas water way.

Yang terakhir, terkait rencana mengembalikan fungsi kawasan Museum Bahari, dengan menata ulang permukiman sekitarnya.

 Ya kita tunggu saja, meskipun kagak tahu kapan terlaksana
 
Tarmuji

"Ya kita tunggu saja, meskipun kagak tahu kapan terlaksana," kata Muji sambil tersenyum.

Rencana apapun untuk mengembalikan fungsi kawasan Kota Tua, menurut Muji, sangat ditunggu pelaku pariwisata seperti dirinya.

Penataan tersebut penting bagi pelaku pariwisata seperti Muji, untuk memastikan kawasan Kota Tua tetap diminati wisatawan.

Dengan penataan juga diharapkan kesemrawutan dan polusi berkurang disekitar daerah ini.

Karena dekat dengan pusat niaga Glodok dan Pelabuhan Sunda Kelapa, lalu-lintas jalanan sekitar Kota Tua sangat padat.

Bukan saja keahlian khusus dan keberanian, tapi dibutuhkan pula kesehatan prima pengojek untuk membelah kepadatan ini dengan bersepeda.

Mereka harus berhadapan langsung dengan polusi asap kendaraan maupun aroma Kali Besar yang berbau menyengat.

Saat ditanya tentang bagaimana caranya menghindari polusi, Muji mengaku kebal."Tidak apa, sudah biasa," katanya sambil tertawa.


Beijing diserbu sepeda listrik

Pegawai kantor David Dai adalah salah seorang di antara warga Beijing yang kini semakin banyak kembali ke angkutan roda dua.Tetapi pria yang berusia 28 tahun itu tidak lagi mengayuhkan kakinya. Seperti ratusan ribu orang lain, dia membeli sepeda listrik.Sepeda bertenaga baterei yang tidak bising itu semakin banyak terlihat di jalan-jalan ibukota Cina.Di tengah kondisi lalu lintas Beijing yang penuh dengan mobil, yang sekarang ini jumlahnya empat juta, sepeda baterei bisa cepat membawa orang ke mana-mana.Tetapi tidak semua menyukainya. Para pejabat pemerintah tidak tahu bagaimana cara mengatasi ledakan sepeda listrik.

Kepadatan jalan

Cina dulu dikenal sebagai "kerajaan sepeda". Pada tahun 1980-an, empat di antara lima orang mengayuh sepeda pergi ke tempat kerja di Beijing.Namun sekarang ini warga ibukota semakin kaya berkat pembangunan ekonomi; yang kemudian membuat mereka membuang sepeda dan menggunakan kendaraan roda empat.Statistik terbaru menunjukkan hanya 20% warga kota yang saat ini menggunakan sepeda biasa untuk bepergian.

Hanya 10 menit saja dari rumah saya ke tempat kerja dengan sepeda listrik ini

David Dai

Dalam beberapa tahun saja, Beijing berubah dari kota dengan sedikit mobil menjadi tempat kemacetan lalu lintas setiap hari.Tetapi banyak penduduk Beijing sekarang membeli sepeda listrik agar tidak membuang-buang waktu di jalan-jalan yang macet."Hanya 10 menit saja dari rumah saya ke tempat kerja dengan sepeda listrik ini," kata Dai.  "Kalau saya naik bis, saya harus menunggu, dan bisa terjebak kemacetan. Bisa setengah jam untuk jarak yang sama."

Sepeda listrik sekarang ini dijual di mana-mana. Terkadang toko-toko penjualnya berderetan. Troatoar jalan di depan toko-toko itu pun digunakan untuk memajang sepeda listrik.

Zhang Zhiyong, manajer toko yang menjual sepeda listrik merk "Capital Wind", mengatakan mudah melihat mengapa sangat laku."Beijing itu besar. Kalau orang naik sepeda biasa ke tempat kerja, mereka akan kelelahan. Kalau naik mobil, jalan-jalan macet," katanya kepada BBC.

Karena itu, sepeda listriklah solusinya."Sepeda listrik ramah lingkunagn dan nyaman. Penggalakan penggunaan sepeda ini akan menguntungkan kita semua."

Harganya pun jauh lebih murah dari mobil. Model yang paling mahal di toko Zhang hanya 2.680 yuan atau sekitar Rp 4 juta.

Masyarakat ribut

Tidak semua orang setuju dengan pendapat pemilik toko tadi.Banyak pengguna sepeda biasa mengeluhkan bahwa sepeda listrik yang nyaris tak terdengar itu dan berkeliaran di kota, mengganggu para pengguna jalan lainnya.

Sepeda listrik di Beijing

Sepeda listrik sebagai solusi kemacetan lalulintas di BeijingAkhir tahun lalu pemerintah mengumumkan akan menerbitkan petunjuk penggunaan sepeda listrik di jalan raya.

Para pejabat semula ingin menerapkan peraturan yang mendefinisikan sepeda listrik sebagai tidak boleh lebih 40kg beratnya dengan kecepatan tak lebih dari 20km per jam.

Sepeda yang lebih berat dan lebih cepat dari itu akan dianggap sebagai sepeda motor listrik.Dengan demikian, pemilik sepeda dengan mesin yang lebih besar dari itu harus mendapatkan izin mengemudi, mendaftarkan motornya dan harus memiliki asuransi.

Tetapi pemerintah membatalkan ketentuan baru ini setelah masyarakat ribut.Namun dengan semakin banyaknya sepeda listrik, pemerintah tampaknya sulit untuk menangguhkan terus-menerus pemberlakuan ketentuan baru tentang klasifikasi ini.

Penjualan sepeda listrik turun sedikit akhir-akhir ini, mungkin karena orang menunggu bagaimana pemerintah mendefinisikan sepeda listrik.

http://www.bbc.co.uk/indonesia

Wednesday, April 28, 2010

Zeppelin Elite White Light dari Airbone


Zeppelin Elite
Frame:6061 Aluminum 5" Travel Single Pivot Suspension MTB, w/Sealed Bearings
Fork:RockShox Tora 289 85-130mm Travel w/U-Turn
Rear Shock:RockShox Bar 2.1
Headset:Ahead 1 1/8"
Brake Levers:Tektro Auriga Comp
Brakes:Tektro Auriga Comp Hydraulic Disc
Rotors:Tektro 160mm Rotor
Shifters:SRAM X-7 Trigger 9-speed
FDerailleur:Shimano FD-M412
RDerailleur:SARM X-9
Cassette:SRAM PG-950 11-34t 9-speed
Chain:KMC X-9
Crank:FSA Alpha Drive 22/32/44t
Bottom Bracket:FSA Power Drive
Pedals:None
Rims:Alex DP17 Double Wall 32h Disk Specific PV
Hubs:32h Alloy QR Disc Specific
Spokes:Black 14g Stainless
Tires:Kenda 26/2.1 front/rear specific
Handlebar:Kenda Alloy 31/8mm Dia., 640mm Wide, Mid-Rise
Stem:Kalloy Alloy 31.8 Clamp Dia., +/- 7 Degree Rise
Saddle:WTB Speed V Saddle
Seat Post:Kalloy Alloy 30mm Dial, 350mm Length
Extras:Owner's Manual, Clear Coat, H20 bottle mounts


Geometri dari Zeppelin
Zeppelin Elite
A Frame Size 15" 17" 19" 21"
B Actual Top Tube Length (cm) 52.8 55.3 56.9 58.6
C Effective Top Tube Length (cm) 54.7 57.1 58.9 60.9
D Seat Tube Angle 73° 73° 73° 73°
E Head Tube Angle 70° 70° 70° 70°
F Head Tube Length 115 115 115 115
G Fork Offset 38.1mm 38.1mm 38.1mm 38.1mm
H Chain Stay Length (cm) 48.2 48.2 48.2 48.2
I Wheel Base (cm) 104.9 107.3 109.1 111.1

Crank Length 175mm 175mm 175mm 175mm

Bar Width 640mm 640mm 640mm 640mm

Stem Length 75mm 90mm 90mm 105mm

Sepeda Mountain Bike Zeppellin Elite diproduksi oleh Airbone, harga dibandroll USD 1.499 atau sekitar Rp. 14 jutaan, berminat? dapat menghubungi langsung di Airbone Bicycle