Thursday, April 29, 2010

RI akan Turunkan Emisi 26 Persen pada 2020


Sepeda menjadi moda transportasi favorit di Kopenhagen, Denmark. Selain membuat p e n g ay u h ny a sehat, bersepeda juga sama sekali tidak menimbulkan polusi udara. Kopenhagen menyediakan lebih dari 300 kilometer jalur khusus sepeda, yang mulus, lebar, dan nyaman.

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Indonesia berkeinginan mewujudkan Bali Action Plan (BAP), yang merupakan hasil Konferensi Perubahan Iklim di Bali 2007, untuk disepakati di KTT Perubahan Iklim (COP) di Kopenhagen, Denmark.
     
Delegasi RI melalui siaran persnya, menegaskan mandat BAP menempatkan visi bersama sebagai arah aksi kerja sama jangka panjang dari para pihak peratifikasi konvensi Protokol Kyoto (COP) dalam upaya stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer.

Upaya stabilisasi GRK tersebut dilakuakn dengan memperhatikan mitigasi termasuk target jangka panjang penurunan emisi dunia secara global, adaptasi, pendanaan dan alih teknologi.

Delegasi RI menyatakan negara maju harus tetap memimpin upaya mitigasi sedangkan negara berkembang akan berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca melalui upaya pembangunan ekonomi rendah karbon di masing-masing negara.  
     
Indonesia juga akan menegaskan bahwa kesepakatan mengenai Periode Komitmen Kedua Protokol Kyoto akan menjadi faktor penentu di Kopenhagen karena harus berjalan secara sinergi dengan proses di Aksi Kerja Sama Jangka Panjang.  

Adanya upaya negara maju menghapus Protokol Kyoto merupakan pengingkaran atas semangat dan kewajiban Konvensi dan Protokol Perubahan Iklim. Pada negosiasi terakhir berbagai negara melalui "Barcelona Climate Change Talks" bulan November 2009, dicapai kemajuan untuk adaptasi, kerja sama teknologi, pengurangan emisi dari deforestasi di negara berkembang serta mekanisme untuk  distribusi dana bagi negara berkembang.
     
Namun di Barcelona tidak ada kemajuan berarti untuk dua isu kunci, yaitu target pengurangan emisi jangka menengah bagi negara-negara maju, serta pendanaan yang memungkinkan negara-negara berkembang membatasi pertumbuhan emisi dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang tidak terelakkan.  

Ketua  Harian  Dewan Nasional Perubaan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar mengatakan, salah satu strategi Indonesia adalah bertindak proaktif dengan menurunkan emisi sebesar 26 persen pada tahun 2020.  

Target penurunan emisi karbon Indonesia tersebut, kata Rachmat,  diharapkan  akan  memicu  negara  maju  untuk berkomitmen dan mendorong negara berkembang  lain untuk secara sukarela menurunkan emisi. "Dengan  dilengkapi  strategi nasional untuk  menurukan  emisi tersebut,  Indonesia  akan  mempunyai  amunisi  yang  cukup  untuk  mendorong tercapainya konsensus internasional di Kopenhagen nanti," katanya.

 

No comments:

Post a Comment